A.
CEDERA SEDANG
1.
Cedera sprain
Sprain merupakan cidera sendi yang biasanya
melibatkan robek ringan pada ligamen dan
kapsul sendi. Bagian tubuh yang biasanya mengalami sprain adalah jempol,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Sprain paling sering
terjadi pada engkel. cedera biasanya terjadi saat kita berlari kemudian
terpeleset dengan salah tumpuan atau saat setelah melompat kita salah
menjejakkan kaki waktu mendarat.
Menurut Bambang Priyonoadi (2006: 8).Sprain
adalah cedera pada ligamentum, yaitu cedera pada sendi dengan
terjadinya peregangan dan robekan pada ligamentum, hal ini
terjadi karena stres berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang
berulang-ulang dari sendi.
Menurut
Sadoso (1995: 11-14) “sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang
paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga.” Giam & Teh (1993: 92)
berpendapat bahwa sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan
pada ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau
penggunaan berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.
2.
Cedera strain
Strain merupakan cidera pada tendon atau pada otot
itu sendiri. Betis, dan hamstring otot paha belakang area yang biasa mengalami
strain.otot sering terjadi pada area-area tubuh yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan. Sakit pinggang dan keram otot sbiasanya terjadi apabila mengangkat
sesuatu berulang-ulang atau karena gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau
berlebihan melampaui kekuatan otot-otot tersebut.
Menurut Giam dan Teh (1992: 93) strain adalah
kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan
ataupun stres yang berlebihan. Adapun macam strain menurut Sadoso (1995: 15)
berdasarkan berat ringannya yaitu starin tingkat I, II dan III yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Strain
Tingkat I
Pada strain tingkat I,
terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi robekan pada jaringan
muscula tendineus.
2) Strain
Tingkat II
Pada strain tingkat II,
terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap ini menimbulkan rasa nyeri
dan sakit sehingga kekuatan berkurang.
3) Strain
Tingkat III
Pada strain tingkat
III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Biasanya hal ini
membutuhkan tindakan pembedahan.
B.
CEDERA BERAT
a) Cedera
dislokasi
Dislokasi bergesernya sendi pada daerah pergelangan tangan,pergelangan kaki,bahu,dan daerah sendi lainya.dislokasi terjadi disebabkan jatuh dari ketinggian yang menyebabkan sendi bergeser dan seorang atlet lompat jauh jika salah mendarat atau tidak tepat jatuh pada tumpuan yang benar maka menyebabkan bergesernya sendi tulang.
Dislokasi
adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempatnya yang seharusnya. Dislokasi yang
sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi di bahu, sendi panggul (paha),
karena terpeleset dari tempatnya maka sendi itupun menjadi macet dan juga
terasa nyeri (Kartono Mohammad, 2001: 31). Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibanya, sendi itu akan
mudah mengalami dislokasi kembali.
b) Cedera
Fraktur
Cedera
Fraktur merupakan pecah atau patahnya bagian tulang yang sering terjadi
dibagian tulang tibia ,tulang panggul,tulang pergelangan tangan dan
bagian-bagian lainnya.fraktur terjadi karena benturan yang sangat keras yang
mengakibatkan patah atau pecahnya tulang.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Bronner and Suddar th, 2001. Fraktur
adalah putusnya kontinuitas sebuah tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan dan krepitasi (Christine
Hichliff, 1999).
C. CEDERA LAINNYA
kejang meruPakan gangguan sepintas fungsi otak,kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan kegiatan motorik.kejang terjadi karaena rendahnya akdar gula,infeksi cedera kepala, tumaor,dan kurangnya suplai oksigen keotak.kejang bisa terjadi pada saat suhu tubuh meningkat yang sering disebut dengan kejang demam.
Stroke merupakan suatau kejadian ruskanya sebagian dari otak . Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat atau jika robek atau bocor.stroke pada meningkat karena merokok,penyakit diabetes,tingginya kolesterol,setres dan usia tua.
Shock merupakan kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.akibat dari ifeksi berat yang dialami seseorang ketika ia mengingat kejadian buruk yang menimpa seorang yang ia sayangi hilang.
Pingsan merupakan keadaan tidak sadarkan diri yang disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak.. Sebelum pingsan, umumnya korban mengalami gejala kulit pucat, dingin dan berkeringat, mata berkunang-kunang serta pusing.
Cedera koma merupakan situasi darurat medis ketika penderitanya mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas di dalam otak.seorang yang koma tidak menyadari apa yang ada disekelilingnya,tidak dapat mendengar suara,tidak ada respon rasa sakit.
Dehidrasi adalah suatu keadaan di mana tubuh kehilangan banyak cairan dalam jumlah yang besar atau banyak. Selama beraktivitas fisik, seperti bekerja berat atau berolahraga, tubuh akan berkeringat. Jika aktivitas fisik ini berlangsung lama, tubuh akan mengalami dehidrasi karena keringat akan terus keluar untuk menurunkan suhu tubuh yang panas akibat beraktivitas.Semakin tubuh kekurangan cairan, organ tubuh dan sistem saraf semakin tidak bisa bekerja maksimal.
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Priyonoadi. (1995). Modalitas Terapi Fisik untuk Penanggulangan Nyeri. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
C. CEDERA LAINNYA
1. cedera Kejang
kejang meruPakan gangguan sepintas fungsi otak,kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan kegiatan motorik.kejang terjadi karaena rendahnya akdar gula,infeksi cedera kepala, tumaor,dan kurangnya suplai oksigen keotak.kejang bisa terjadi pada saat suhu tubuh meningkat yang sering disebut dengan kejang demam.
Menurut
Iskandar Junaidi (2011: 127) kejang otot dapat terjadi karena keletihan, dapat
pula karena dingin atau karena panas
Kejang
merupakan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal
yang abnormal dan perlepasan listrik serebral yang berlebihan ( betz &
sawden,2002.)
2. Cedera
str0ke
Stroke merupakan suatau kejadian ruskanya sebagian dari otak . Terjadi jika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat atau jika robek atau bocor.stroke pada meningkat karena merokok,penyakit diabetes,tingginya kolesterol,setres dan usia tua.
Menurut
Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran
darah melalui sistem suplai arteri otak.Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian
otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal
timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau
global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,
dan semata–mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik
(Mansjoer, 2000).
3. Shock
Shock merupakan kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.akibat dari ifeksi berat yang dialami seseorang ketika ia mengingat kejadian buruk yang menimpa seorang yang ia sayangi hilang.
(Bruner & Suddarth,2002).Shock adalah suatu
sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan
ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan
mekanisme homeostasis.
Shock adalah sutu sindrom klinis kegagalan akut
fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan
oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi,
2006). Shock dapat didefinisikan sebagai gangguan system sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan
oksigenasi jaringan. Jaringan akan kehilangan oksigen dan bisa cedera. (Az
Rifki, 2006)
4. Pingsan
Pingsan merupakan keadaan tidak sadarkan diri yang disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak.. Sebelum pingsan, umumnya korban mengalami gejala kulit pucat, dingin dan berkeringat, mata berkunang-kunang serta pusing.
Menurut Giam & Teh
(1992: 242) pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara
dan singkat, di sebabkan oleh berkurangnya aliran darah, oksigen, dan glukosa.
Hal merupakan akibat dari (1) Aktivitas fisik yang berat sehingga mennyebabkan
deposit oksigen sementara. (2) Pengaliran darah atau tekanan darah yang menurun
karena pendarahan hebat. (3) Karena jatuh dan benturan.
5. Cedera
koma
Cedera koma merupakan situasi darurat medis ketika penderitanya mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas di dalam otak.seorang yang koma tidak menyadari apa yang ada disekelilingnya,tidak dapat mendengar suara,tidak ada respon rasa sakit.
Menurut Brunner dan Sudart (2001) ketidak sadaran
adalah kondisi dimana fungsi serebral terdepresi, direntang dari stupor sampai
koma. Pada stupor, pasien menunjukkan gejala mengabaikan stimulasi sesuatu yang
tidak mengenakkan, seperti cubitan atau tepukan tangan yang keras, dan dapat
menarik atau membuat kerutan wajah atau bunyi yang tidak dapat dimengerti.
Menurut Aru W. Sudoyo, dkk ( 2007), koma adalah
keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang berat, kondisinya
seperti tidur yang dalam di mana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya
6. Dihidrasi
Dehidrasi adalah suatu keadaan di mana tubuh kehilangan banyak cairan dalam jumlah yang besar atau banyak. Selama beraktivitas fisik, seperti bekerja berat atau berolahraga, tubuh akan berkeringat. Jika aktivitas fisik ini berlangsung lama, tubuh akan mengalami dehidrasi karena keringat akan terus keluar untuk menurunkan suhu tubuh yang panas akibat beraktivitas.Semakin tubuh kekurangan cairan, organ tubuh dan sistem saraf semakin tidak bisa bekerja maksimal.
Dehidrasi adalah kehilangan cairan dan elektolit
karena kehilangan air/output lebih banyak dari pada asupan/input (Anik
maryunani, 2010). Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air
pada tubuh
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan
atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak
daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidrasi, yang
berarti kekurangan cairan tubuh yang berfungsi membantu kerja organ tubuh.
(Arief, 2008).
7. Hipotermia
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh kita.
Potter Patricia A.(2005)
Hipotermia
adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas
Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi
dibawah 30 (Bari, Abdul Saifuddin 2002)
Hipotermia adalah suhu rektal bayi dibawah 350C.( Farrer, Hellen. 1999)
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Priyonoadi. (1995). Modalitas Terapi Fisik untuk Penanggulangan Nyeri. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
Ali
Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. 2009. Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan
cedera pada anggota tubuh bagian atas. Yogyakarta: FIK UNY.
C.K.Gian
and K.C.Teh. (1992). Ilmu Kedokteran Olahraga. Hartono Satmoko. Terjemahan.
Jakarta: Penerbit: FIK UNY.
Sadoso
Sumosardjuno. (1995). Cedera Olahraga Di Arena. Jakarta: Pusat Ilmu
Keolahragaan. Koni Pusat.
Sadoso
Sumosardjuno. 1993. Cedera Olahraga Di Arena. Jakarta: Pusat Ilmu Keolahragaan.
Koni Pusat.
Brunner
dan Suddarth, ( 2002 ), Buku Ajar Perawatan Medikal Bedah, Volume 2, Edisi 8,
Alih Bahasa : dr. Andry Hartono, dr. H.Y.Kuncara, Elyna S. Laura Siahan, S.kp
dan Agung waluyo, S.Kp. Jakarta : EGC
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan saat gawat dan darurat medis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan saat gawat dan darurat medis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Betz
cecily L,sawden linda A.(2002).buku saku keperawatan pendiatri.jakarta:EGC
Mansjoer,
A,.Suprohaita, Wardhani WI,.& Setiowulan, (2000). Kapita Selekta
Kedokteran edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Price,
S.A & Wilson. L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC
Smeltzer,
S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Rehatta
MN.(2000). Syok anafilaktik patofisiologi dan penanganan. In : Update on
Shock.Pertemuan Ilmiah Terpadu.Fakultas Kedoketran Universitas Airlangga
Surabay
Bruner
& Suddarth,2001.keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 2.jakarta:penerbit
buku kedokteran
(Potter.
Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC)
(Bari,
Abdul Saifuddin 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)
(Farrer,
Hellen. 1999. Perawatan Maternitas, Jakarta: EGC