SELAMAT DATANG DIBLOG ALQADRI ALQA 2012 UNSYIAH

Senin, 04 Mei 2015

 Prinsip-Prinsip Pencegahan Cedera

1.   Faktor Fasilitas

     Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. Fasilitas bila kurang atau tidak memadai,maka akan mudah terjadinya cedera.

        Sarana prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Contoh : lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto 1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga..Jenis-Jenis Fasilitas dan Usaha Pencegahan Cedera Karena Fasilitas.Singkirkanlah batu, pecahan kaca,kayu,botol kaleng. debu di lintasan atau tempat yang akan dipergunakan.ada pun faktor-faktor fasilitas yaitu:

        1.  lapangan sepak bola

         Penyebab cedera yang ada dilapangan sepak bola yaitu adanya batu,botol-botol kaleng,lapangan yang tidak rata,becek/berlumpur,tiang bendera yang terlalu dekat sama gawang ,seharusnya 120 cm dari pingir lapangan,tiang gawang dan lain-lain.oleh karena itu singkirkan semua yang bisa menimbulkan terjadinya cedera,dengan cara membuat lapangan serata mungkin,membuaat tiang bendera jauh dari pinggir lapangan,dan membuang batu-batu yang ada dilapangan sepak bola.

2.   Kolam renang

Tempat lompatan start yang licin terkadang bisa membuat berbahaya karena apabila penggunanya terpeleset bisa saja membuatnya cedera,Mata merah diakibatkan oleh kandungan klorin pada air. Klorin adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk membunuh kuman dan kaporit yang terlalu banyak di kolam renag bisa menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru, asma, erosi pada email gigi hingga kanker kandung kemih.



2.  Penggunaan Sarana Pelindung

    Sarana pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga.Sarana pelindung yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.Jenis-Jenis Sarana Pelindung.Sarana pelindung adalah peralatan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga, yang akan menghindari terjadinya cedera, sarana pelindung yang harus diperhatikan untuk melindungi bagian tubuh adalah sebagai berikut :

  • Pelindung kepala : Helm, helmet, haed guard
  • Pelindung muka : Masker
  • Pelindung mata : Gogleus
  • Pelindung hidung : Nose Clip
  • Pelindung gigi : Gum shield
  • pelindung leher : Neck guard
  • Pelindung tangan : Glop
  •  Pelindung badan : Body profector
  • Pelindung paha / tungkai : Leg guard
  • Pelindung lutut : Knee Pads
  • Pelindung alat kelamin : Genital profector
  • Pelindung tulang kering : Skin decker
  • Pelindung kaki : Sepatu
3.  Faktor Kebugaran Jasmani 

    Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian adaptasi terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan energi untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam. Di bawah ini akan ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang apa sebenarnya kebugaran jasmani itu.
      Menurut Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43), bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Djoko Pekik (2004: 2), bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih menikmati waktu luangnya.Sedangkan menurut Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalah suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability), kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa kelelahan. Rusli Lutan (2002: 7), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. 
      Menurut Depdikbud (1997: 4), kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. T. Cholik Muthohir (1999) dalam Ismaryati (2006: 40), menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. 

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Kondisi fisik adalah merupakan prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada olahraga. Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera. Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi tubuh yang sesuai untuk olahraga.Menurut Perry Howard (1997: 37-38) faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah: umur, jenis kelamin, somatotipe, atau bentuk badan, keadaan kesehatan, gizi, berat badan, tidur atau istirahat, dan kegiatan jasmaniah. 

4.   Faktor Psikologi

          Seorang atlet olahraga harus memiliki mental bertanding yang baik. Mental bertanding yang baik menyangkut kepercayaan diri yang tinggi tetapi tidak sombong, tidak mudah cemas/grogi, tidak mudah marah/emosi tinggi dan sebagainya. Oleh karena itu pemantapan mental bertanding seorang atlet sangatlah penting untuk ditingkatkan, yaitu dengan cara diantaranya sebagai berikut :Melakukan pendekatan-pendekatan psikologis. Dimana lebih baik hal ini dapat kita lakukan pada seorang atlet sejak masa usia dini sehingga atlet memiliki bekal mental yang tangguh.

   Faktor-faktor ornag cedera akibat fiskologi
a.     Stres dalam berolahraga
Satu hal yang pasti adalah bahwa stress akan mengangu perhatian seorang atlit dengan kurangnya perhatian dari sekelilingnya.contohnya seseorng yang bertanding jika tidak ada yang mendukung dia saat bertandinng seseorang atlit itu akan merasa stres karena disekelilingnya tidak ada yang memberi ia semangat atau motivasi yang lebih dari penonton.
b.      emosioanal
Reaksi pertama atlet yang mengalami cidera digambarkan seperti akan menghadapi kematian. Setelah itu megalami reaksi kesedihan yang ditandai dengan lima tahapan kesedihan: Penolakan,Kemarahan,Untung atau tidak (menawar),Depresi dan Menerima dan menyusun lagi

c.       Kecemasan somatis dan kognitif
Selain pembedaan di atas, kecemasan bisa dibedakan menjadi dua lagi, yakni kecemasan somatis (somatic anxiety) dan kecemasan kognitif (cognitive anxiety).
1).  Kecemasan somatik (somatic anxiety) adalah perubahan-perubahan fisiologis yang berkaitan dengan munculnya rasa cemas. Somatic anxiety ini merupakan tanda-tanda fisik saat seseorang mengalami kecemasan. Tanda-tanda tersebut antara lain: Perut mual, keringat dingin, kepala terasa berat, muntah-muntah, pupil mata melebar, otot menegang dan sebagainya. Untuk mengukur kecemasan jenis ini dibutuhkan pemahaman yang mendalam dari atlet terhadap kondisi tubuhnya. Atlet harus selalu sadar dengan kondisi fisik yang mereka rasakan.
2). Kecemasan Kognitif (cognitive anxiety) adalah pikiran-pikiran cemas yang muncul bersamaan dengan kecemasan somatis. Pikiran-pikiran cemas tersebut antara lain: kuatir, ragu-ragu, bayangan kekalahan atau perasaan malu. Pikiran-pikiran tersebut yang membuat seseorang selalu merasa dirinya cemas. Kedua jenis rasa cemas tersebut terjadi secara bersamaan, artinya ketika seorang atlet mempunyai keragu-raguan saat akan bertanding, maka dalam waktu yang bersamaan dia akan mengalami kecemasan somatis, yakni dengan adanya perubahan-perubahan fisiologis.

d.     Mental
Contohnya: jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative terhadap prestasi olahraganya.

e.      Truma olahraga
Seseorang akan takut melakukan olahraga karena ia pernah mengalami patah tulang atau terluka parah faktor yang mempengaruhi trauma.
1. Faktor individu /perorangan
2. Sarana olahraga
3. Jenis olahraga
4.  Lingkungan

f.       Kurnag percaya diri
Seorang atlit jika dalam suatu pertandingan kurang percaya diri akan menagkibatkan cedera.contohnya seornng atlit lompat jauh jika  ragu-ragu melopat maka ia akan cedra pada ssat melakukan lompatan tersebut.


  
6.  Faktor Prilaku Olahraga

      Perilaku yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.Kekuatan dan oleh karena itu juga cedera yang sama seringkali diderita baik oleh pelaku maupun oleh calon korbannya. Sebagai contoh niat untuk menendang kaki lawan dalam permainan sepak bola malahan kaki kita yang kesakitan karena sudah ada unsur yang tidak baik dalam diri ya.

7.   Warming Up atau Pemanasan

      Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas, ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.

        Manfaat pemanasan dan pendinginan pada olah raga terutama untuk membantu mencegah terjadinya jantung koroner. Saat melakukan olahraga tentu saja nantinya akan terjadi aliran darah ke jantung, yang membuat jantung menjadi bekerja lebih berat. Dengan pemanasan terlebih dahulu, nantinya jantung tidak kaget.Jika tidak melakukan pemanasan, maka aliran darah yang menjadi lebih cepat dapat menyebabkan jantung kaget , sehingga dapat mmepengaruhi resiko terkena jantung koroner menjadi lebih besar.

8.   Cooling Down atau Pendinginan

   Pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot. 

    manfaat pendinginan setelah aktivitas olahraga ini nantinya akan membantu membuat tubuh menjadi lebih rileks dan juga tenang. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut karena saat melakukan olahraga mengeluarkan keringat dan tenaga yang cukup banyak sehingga tubuh sendiri juga sangat perlu untuk beristirahat.Oleh karena itu berdiam diri dengan meluruskan kaki atau dengan manfaat berjalan kaki selama kurang lebih 5 sampai dengan 10 menit akan membuat tubuh lebih tenang.

1 komentar:

Categories

Blog Archive

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

TIME IS MONEY

Labels