Prinsip-Prinsip
Pencegahan Cedera
1. Faktor Fasilitas
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu
usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian
fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan
melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal
ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah.
Fasilitas bila kurang atau tidak memadai,maka akan mudah terjadinya cedera.
Sarana
prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar
maupun di dalam. Contoh : lapangan permainan, kolam renang, dsb.
(Wirjasanto 1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas,
namun ada beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana
prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua
lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan
program kegiatan olahraga..Jenis-Jenis Fasilitas dan Usaha Pencegahan Cedera
Karena Fasilitas.Singkirkanlah batu, pecahan kaca,kayu,botol kaleng. debu di
lintasan atau tempat yang akan dipergunakan.ada pun faktor-faktor fasilitas yaitu:
1. lapangan sepak bola
Penyebab
cedera yang ada dilapangan sepak bola yaitu adanya batu,botol-botol
kaleng,lapangan yang tidak rata,becek/berlumpur,tiang bendera yang terlalu
dekat sama gawang ,seharusnya 120 cm dari pingir lapangan,tiang gawang dan
lain-lain.oleh karena itu singkirkan semua yang bisa menimbulkan terjadinya cedera,dengan cara membuat lapangan serata mungkin,membuaat tiang bendera jauh dari pinggir lapangan,dan membuang batu-batu yang ada dilapangan sepak bola.
2. Kolam renang
Tempat
lompatan start yang licin terkadang bisa membuat berbahaya karena apabila
penggunanya terpeleset bisa saja membuatnya cedera,Mata merah diakibatkan oleh
kandungan klorin pada air. Klorin adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk
membunuh kuman dan kaporit yang terlalu banyak di kolam renag bisa menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru, asma, erosi pada email gigi hingga kanker kandung
kemih.
2. Penggunaan Sarana Pelindung
Sarana
pelindung adalah alat-alat yang digunakan saat berolahraga.Sarana pelindung yang standart punya
peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab
cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu
bagian peralatan/pelindung kaki dalam berolahraga yang mendapat banyak
perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model
sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu
olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang
berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.Jenis-Jenis
Sarana Pelindung.Sarana
pelindung adalah peralatan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraga, yang akan menghindari terjadinya cedera, sarana pelindung yang harus
diperhatikan untuk melindungi bagian tubuh adalah sebagai berikut :
- Pelindung kepala : Helm, helmet, haed guard
- Pelindung muka : Masker
- Pelindung mata : Gogleus
- Pelindung hidung : Nose Clip
- Pelindung gigi : Gum shield
- pelindung leher : Neck guard
- Pelindung tangan : Glop
- Pelindung badan : Body profector
- Pelindung paha / tungkai : Leg guard
- Pelindung lutut : Knee Pads
- Pelindung alat kelamin : Genital profector
- Pelindung tulang kering : Skin decker
- Pelindung kaki : Sepatu
3. Faktor Kebugaran Jasmani
Kebugaran
jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian adaptasi
terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan
kelelahan yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu
kegiatan/aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan energi untuk menikmati
waktu senggangnya dan untuk kebutuhan-keperluan lainnya yang tajam. Di
bawah ini akan ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang apa sebenarnya
kebugaran jasmani itu.
Menurut
Judith Rink dalam Mochamad Sajoto (1988: 43), bahwa kebugaran jasmani merupakan
kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami
kelelahan berarti, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi
kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan
darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Djoko Pekik (2004: 2), bahwa kebugaran
jasmani merupakan kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara
efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih menikmati waktu
luangnya.Sedangkan
menurut Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalah suatu keadaan
seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan (ability), kesanggupan,
dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa kelelahan.
Rusli Lutan (2002: 7), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melaksanakan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan
fleksibilitas.
Menurut Depdikbud (1997: 4), kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. T. Cholik Muthohir (1999) dalam Ismaryati (2006: 40), menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Menurut Depdikbud (1997: 4), kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya. T. Cholik Muthohir (1999) dalam Ismaryati (2006: 40), menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran
Jasmani Kondisi
fisik adalah merupakan prinsip kunci dalam pencegahan cidera pada olahraga.
Kondisi fisik yang baik akan mencegah terjadinya cidera pada waktu melakukan
aktifitas olahraga. Juga akan mengurangi keparahan apabila mendapatkan cidera.
Kemampuan maksimal dari penampilan seorang olahragawan akan diperoleh dengan
kecukupan dalam kekuatan otot dan keseimbangan, power, daya tahan, kordinasi
neuromuskuler, fleksibilitas sendi, daya tahan kardiovaskuler, dan komposisi
tubuh yang sesuai untuk olahraga.Menurut Perry Howard (1997: 37-38)
faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah: umur, jenis kelamin,
somatotipe, atau bentuk badan, keadaan kesehatan, gizi, berat badan, tidur atau
istirahat, dan kegiatan jasmaniah.
4. Faktor Psikologi
Seorang
atlet olahraga harus memiliki mental bertanding yang baik.
Mental bertanding yang baik menyangkut kepercayaan diri yang tinggi tetapi
tidak sombong, tidak mudah cemas/grogi, tidak mudah marah/emosi tinggi dan
sebagainya. Oleh karena itu pemantapan mental bertanding seorang atlet
sangatlah penting untuk ditingkatkan, yaitu dengan cara diantaranya
sebagai berikut :Melakukan pendekatan-pendekatan psikologis. Dimana lebih baik
hal ini dapat kita lakukan pada seorang atlet sejak masa usia dini sehingga
atlet memiliki bekal mental yang tangguh.
Faktor-faktor
ornag cedera akibat fiskologi
a.
Stres
dalam berolahraga
Satu hal yang
pasti adalah bahwa stress akan mengangu perhatian seorang atlit dengan
kurangnya perhatian dari sekelilingnya.contohnya seseorng yang bertanding jika
tidak ada yang mendukung dia saat bertandinng seseorang atlit itu akan merasa
stres karena disekelilingnya tidak ada yang memberi ia semangat atau motivasi
yang lebih dari penonton.
b.
emosioanal
Reaksi pertama
atlet yang mengalami cidera digambarkan seperti akan menghadapi kematian.
Setelah itu megalami reaksi kesedihan yang ditandai dengan lima tahapan
kesedihan: Penolakan,Kemarahan,Untung
atau tidak (menawar),Depresi dan Menerima dan menyusun lagi
c.
Kecemasan somatis dan kognitif
Selain pembedaan
di atas, kecemasan bisa dibedakan menjadi dua lagi, yakni kecemasan somatis
(somatic anxiety) dan kecemasan kognitif (cognitive anxiety).
1). Kecemasan
somatik (somatic anxiety) adalah perubahan-perubahan fisiologis yang berkaitan
dengan munculnya rasa cemas. Somatic anxiety ini merupakan tanda-tanda fisik
saat seseorang mengalami kecemasan. Tanda-tanda tersebut antara lain: Perut
mual, keringat dingin, kepala terasa berat, muntah-muntah, pupil mata melebar,
otot menegang dan sebagainya. Untuk mengukur kecemasan jenis ini dibutuhkan
pemahaman yang mendalam dari atlet terhadap kondisi tubuhnya. Atlet harus
selalu sadar dengan kondisi fisik yang mereka rasakan.
2). Kecemasan
Kognitif (cognitive anxiety) adalah pikiran-pikiran cemas yang muncul bersamaan
dengan kecemasan somatis. Pikiran-pikiran cemas tersebut antara lain: kuatir,
ragu-ragu, bayangan kekalahan atau perasaan malu. Pikiran-pikiran tersebut yang
membuat seseorang selalu merasa dirinya cemas. Kedua jenis rasa cemas tersebut terjadi
secara bersamaan, artinya ketika seorang atlet mempunyai keragu-raguan saat
akan bertanding, maka dalam waktu yang bersamaan dia akan mengalami kecemasan
somatis, yakni dengan adanya perubahan-perubahan fisiologis.
d.
Mental
Contohnya: jika
kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan, maka persepsi
sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang. Jika masalah
kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak segera diperbaiki,
maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya, kemampuan atlet tidak
meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama kelamaan bisa menjadi
frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative terhadap prestasi
olahraganya.
e.
Truma
olahraga
Seseorang akan
takut melakukan olahraga karena ia pernah mengalami patah tulang atau terluka
parah faktor yang mempengaruhi trauma.
1. Faktor
individu /perorangan
2. Sarana
olahraga
3. Jenis
olahraga
4. Lingkungan
f.
Kurnag
percaya diri
Seorang atlit
jika dalam suatu pertandingan kurang percaya diri akan menagkibatkan
cedera.contohnya seornng atlit lompat jauh jika
ragu-ragu melopat maka ia akan cedra pada ssat melakukan lompatan
tersebut.
6. Faktor Prilaku Olahraga
Perilaku
yang tidak sportif menimbulkan respon yang sama atau lebih jelek lagi.Kekuatan dan
oleh karena itu juga cedera yang sama seringkali diderita baik oleh pelaku
maupun oleh calon korbannya. Sebagai contoh niat untuk menendang kaki lawan
dalam permainan sepak bola malahan kaki kita yang kesakitan karena sudah ada
unsur yang tidak baik dalam diri ya.
7.
Warming Up atau Pemanasan
Pemanasan
sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera.
Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih
lentur dan tahan terhadap cedera. Metode pemanasan yang aktif lebih efektif
daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas, ultrasonik atau
lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah
secara berarti.Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi
berfungsi memperpanjang otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan
bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan,
hendaknya peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan
setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan.
Manfaat
pemanasan dan pendinginan pada olah raga terutama untuk membantu mencegah
terjadinya jantung koroner. Saat melakukan olahraga tentu saja nantinya akan
terjadi aliran darah ke jantung, yang membuat jantung menjadi bekerja lebih
berat. Dengan pemanasan terlebih dahulu, nantinya jantung tidak kaget.Jika
tidak melakukan pemanasan, maka aliran darah yang menjadi lebih cepat dapat
menyebabkan jantung kaget , sehingga dapat mmepengaruhi resiko terkena jantung
koroner menjadi lebih besar.
8. Cooling Down atau Pendinginan
Pendinginan
adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan
dihentikan. Pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran
darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan
terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke kepala. Pendinginan juga membantu membuang
limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya
tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan
serat-serat otot.
manfaat pendinginan setelah aktivitas olahraga ini nantinya
akan membantu membuat tubuh menjadi lebih rileks dan juga tenang. Mengapa bisa
demikian? Hal tersebut karena saat melakukan olahraga mengeluarkan keringat dan
tenaga yang cukup banyak sehingga tubuh sendiri juga sangat perlu untuk
beristirahat.Oleh karena itu berdiam diri dengan meluruskan kaki atau dengan
manfaat berjalan kaki selama kurang lebih 5 sampai dengan 10 menit akan membuat
tubuh lebih tenang.
promo judi pulsa online tanpa potongan kenapa tidak?
BalasHapusMari join bersama kami di Pokervita
Info hub
WA:0812 2222 996